“Bagaimanapun, hidup adalah tentang menunggu giliran”
Terimakasih untuk apa-apa
yang telah Kau titipkan padanya, Tuhan.
Aku bersyukur sempat
merasakannya, meski tak lebih lama dari satu putaran Ramadhan.
Aku belajar banyak dari
semua yang Kau berikan.
Tentang luka yang (katanya)
hanya tuk sementara, juga tentang tawa yang entah kapan ia datangnya.
Bagiku, bahagia adalah
mitos.
Aku percaya, semua akan
indah pada waktunya.
Tapi aku ragu, apa aku cukup mampu untuk bisa bertahan hingga waktu yang telah Kau tentukan.
Bagiku, hidup adalah tentang
menunggu takdirku yang selanjutnya.
Tentang mendapatkan apa yang
aku usahakan sebelumnya.
Juga tentang melepaskan
semua yang memang harus pergi, pada akhirnya.
Iya, bagiku, Kebersamaan adalah
perpisahan yang sedang menunggu waktu.
Dan ketika waktu yang
kutunggu sudah datang, aku hanya bisa memasrahkan semuanya kembali padamu.
Aku harus mengembalikan apa
yang sebelumnya Kau pinjamkan.
Mengurai jerat-jerat rasa
yang sebelumnya kau ikatkan.
Dan terpaksa melepaskan
sesuatu yang sebenarnya tak ku relakan.
Tuesday, June
17th 2014
Ale Syarifudin